lundi 22 décembre 2014

Membangun watak manusia, gender wayang anak-anak Sukawati, membikin hati riang gembira selalu, partai kiri dan kanan berlagu bersama



updated 10 january 2015.

Dengan melihat dan merenungkan video ini, terkenang saya masa muda, masa kanak kanak,

di Bali, suara ini selalu menenangkan jiwa....

remembering my childhood in Bali, in the 1950's, awaken my peaceful feeling of well balance, smiley state of mind , energy and body. I regret now not to have the chance to learn it, even I have relative in my village at Banjar Pemedilan Denpasar, bapak Rindi from Tegallinggah, next village teaching gender, but instead, I learn violin, guitar, and i joint an Orkes Kroncong, directed by my relative family : Bapak Wayan Suda.... (Bengkel mobil Adus, Denpasar)

what a waste time of my childhood, I feel now, but the sound of that music awaken something that has been printed as pattern in me.

There are age in childhood, children are/were very receptive ready to adopt a lot of thing, a lot of basic/foundation of future art, future way of pleasure, future job to enjoy in life.

The work and the question is to catch ant to cultivate the right moment in life, understand that NATURE in us has its own season of fertility, of blooming, of fruiting, of rooting ....

hmmmm

who is the master, the guide, the "sculptor" of character, on what we honor a human value among 3 evolutive life on earth: tree/vegetal, animal, human ?

5 steps:

  1. thought become words to speak
  2. speech into action, daily done
  3. action make habit
  4. habit build character
  5. character carries destiny

Di millenium ketiga, internet bisa membikin nyata pikiran manusia yang saling berkait, kata kata adalah jembatan dan kaca, cermin diri. Kata yang terucap mencermin siapa dia di tiga dunianya.

Pembangunan watak manusia adalah kewajiban semua manusia didunia untuk ikut berpatisipasi. Satu orang bisa mencelakakan dunia lingkungannya, menteror lingkungan kehidupannya.
Contoh apa yang terjadi di 11 september 2001,  7 january 2015 in Paris Charlie Hebdo office, this has a link with the one of 9 january 2015: there were 2: in Paris porte de Vincennes and in Dammartin en Goële. Saya mengutip ini sebagai contoh, antara lain, adalah agar kita melihatnya dari sudut pembentukan karakter manusia, hingga begitu jadinya; !!! sedih melihatnya. 3 Actor terrorist itu, 2 bersaudara yang ditampung oleh rumah yatim piatu di Perancis, keturunan darah Afrika utara, yang satu orang wajah Afrika hitam, mohon jangan dilihat dari kacamata ras, tapi dari penyerapan keMANUSIAan.

where are those divers schools of life?

Wahai Indonesia, Tanah airku yang kaya dan melimpah bahan baku kehidupannya, dengan beraneka suku bangsa, dengan ratusan bahasa, dengan puluhan ribu pulau (+ 13000 pulau), aneka agama dan kepercayaan, aneka budaya, aneka tradisi, aneka jenis alam fauna dan floranya, aneka jenis keMANUSIAan. Indonesia bisa menjadi laboratorium dunia untuk penyelidikan populasi manusia di bumi.

Amerika didatangi oleh orang Eropah dan Afrika, pada awalnya, sekarang Asia juga disana. Orang Spanyol, Inggris, Portugis nampak mengembang bahasanya di Amerika Serikat dan Latin. Perancis di Canada. Apa nasib orang pribumi: Indian Amazonia? Inca Bolivia dan Peru?

Manusia dalam kurun waktu 2015 tahun dihitung dari tahun nolnya bapak Kristus, telah membeberkan zaman besi yang mengeras karakternya dalam mendukung agama. Agama Abraham (A Brahma?) yang masih panas lahar di kuali pemasakannya: Jerusalem, telah memberikan kita (sedang) teater kehidupan kepercayaan didunia. Dengan tiga agama ternyata perdamaian tidak pernah melanggeng kedudukannya. Agama yang menduduki negara / bahagian bumi, telah menjadi tunggangan orang politik untuk menghuru hara , mencipta medan peperangan, mengolah perdagangan persenjataan perang. Agama telah menjadi istanah kolonialis, meng"AGAMA"kan orang pribumi yang menurut takaran mereka belum punya agama.

Bisakah kita menerima bahwa Tuhan yang bisa mengHantu itu juga bermukim di Pohon tua ratusan tahun bahkan ribuan tahun? Bisa bermukim di Batu, di Gunung, lembah, samudera, sungai? Wahai Saraswati, jaluranmu telah mengering, ilmu pengetahuan telah menggelapkan manusia sebahagian penglihatannya. Syukur sebahagian menerang juga. Antara terang dan gelap, dijaman besi (zaman kegelapan, Kali Yuga) yang telah kita lintasi ini, telah memberi peradaban besi, teknologi, untuk meraih ilmu, produksi, transportasi, ...kemajuan dan kehancuran. Oh bethara ATOM, tenagamu dahsyat, semoga menerang adanya.

Keseimbangan hemisphere otak kiri dan otak kanan, bermain gender atau piano, semoga membina keseimbangan antar mengasih-sayangi dan mengcerdas keilmuan, mengilmiah dan mempercaya, membenci dan mencinta, yin-yang, dulu-nanti, atas-bawah, rwa-bhineda tan han dharma mangruwa, dua yang berbeda tampaknya, satu Dharmanya, hukum alamnya.

Dari keseimbangan kiri kanan, bagaimana meneruskan puisi ini ke keseimbangan hidup ditengah aneka kehidupan? kepercayaan? tanggapan? buah renungan? pendapatan pikiran? politik? Persoalan yang muncul di Perancis di hari Rebo 7-9 januari 2015, memberikan kita renungan yang mendalam tentang produksi kemanusiaan diatas permukaan bumi. Bila orang tua tak mampu menurunkan tetesan air suci kecernihan ilmu hidup, keseimbangan ilmu peri-laku, kebijaksanaan menimbang memikir, maka kebimbangan akan menenggelamkan manusia kejurang teror .....

Guru rupaka (orang tua), guru wisesa (pemerintah, sistem kenegaraan), guru pengajian (taman kanak-kanak, sekolah, universitas, akademi, pesantren, ashram, padepokan), guru swadhyaya (guru didiri, dewa Ruci mandiri) adalah 4 ladang pengolahan karakter dan ilmu, 4 tahap pembelajaran dihidup. Inilah yang harus dikembangan dengan sadar setiap hari, sepanjang waktu.

Tergantung bibit ilmu yang dibenihkan dan diolah di 4 jenis per GURU an itu bisa dilihat sebagai berikut:
Guru Rupaka meneteskan bibit ilmu gerak pada turunan, antar keluarga
Guru pengajian mengembangkan ilmu pengetahuan alam, ilmu hitung ilmu bahasa, untuk kemudian mengerti lingkungan, memudahkan pengolahannya.
Guru Wisesa mengolah ilmu kehidupan, bersitenggang-bertoleransi-berkarya bersama, bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, ber interNational, berinterNET.
Guru Swadhyaya, dengan dyho yo nah pracodayat, semoga dengan ketenangan badan-bathin, mendapat sinar penunjuk jalan kehidupan yang ..... ? benar, jujur-diri, bijaksana, menyinar, mendamai, menerang, ..... micro dan macro cosmos manunggal.

Bila kita melihat dari kurun kala, waktu yang dilintasi kehidupan manusia, maka lebih kurang, begini:

Now let's see life periods, grossly in 10 years step, fundamental one, in life, learning for earning, earning for learning:

  1. there are school of body 0-10 years, free playfulness feeling, without judgement, ready to do and to play "innocently". Period of no ME. Guru Rupaka dominantly governed.
  2. then comes school of emotion, energy of like and dislike, energy sexual as energy of ancestral creation/creativity, 10-20 year, emotional and fleshy love experiences. Good and bad for ME. Guru Pengajian in it's dominant action, but in good company with Guru Rupaka.
  3. 20-30 year, head/thought/intelligence education., what science to understand and to master, university period, righ or wrong for ME. Guru Pengajian structure the thought, human concept what to accept, growing opinion, an intellectual step to lead human into the realm of belief, religion, spiritual.
  4. 30-40 year, period to practice in life the diploma of the 3 schools, period of earning after learning. Period to grow family, to be able to have good preparation in entering the period of grahasta-wanaprashta (period of contemplative pondering, perenungan, penganalisaan kata-kata, mekekawin).In this time to earn as much as matirial product and science of life/knowledge product.  
  5. 40-50 year, entering the interest of crystal-shiny words, reading sentence (sentence has ability to sentence, to judge), for this reason in Bali, there are MEKEKAWIN, reading holy scripture. Period of selection what to keep what to leave away.
  6. 50-60 year, start enjoying what you gain in matter and knowledge/science. Age of 50 is golden age, to enjoy what you get, if you did well in past life, it is a moment of mirror, seeing in the middle way from work and result, past and future; Refining knowledge, what will be transmitted to future generation in term of spiritual.
  7. 60-70 year, as wandering monk, gradually to liberate oneself from material attachment, 
  8. 70-80 year, continuing to offer to returning into life surrounding what you got form life, knowledge liberation, seeding grain of wisdom
  9. 80-90 year, sawing (menabur benih) grain of illumination (pencerahan bathin) illumination without depending of means.
  10. 90-100 year, beyond religion (religion that still needs language for believing) , beyond words to embrace the world, SANATANA DHARMA in universal language (language of universe) is attained without words.
  11. 100- .... who knows? who don't knows? smiling eternally inside, image of Buddha in its male and female manifestation for human. For cosmic manifestation there are radiant void, the "DARK SUN".
Please take care, and consider that the sex if it is stop there in sex pleasure,  plaisir d'amour charnelle, can become a product of pornography, and a lot in our period of time now we are subject of them .... if we lost control of lust.

To elevate and to transcend that sexual energy of creativity, there are fields to cultivate in oneself, creativity in music, creativity in poetry, thought expression, .... The three fundamental part of our body can be seen as icon to ponder, please see below:
 






pondering on Soltice day 21st december 2014

now 22nd dec.

lundi 15 décembre 2014

Yoga Asana, Dharma Tula 12 desember 2014, Jakarta

Dharma Tula di Unit Kerohanian Hindu dan Budha Bank Indonesia Jakarta
tanggal 12 desember 2014
hari Jum'at
jam 11:30 sampai selesai
bertempat di Ruang Hijau, Gedung Thamrin Lantai 4
Bank Indonesia.

oleh Bapak Ari Santoso










Yoga Iswara, Dharma Tula 12 Desember 2014

Dharma Tula di Unit Kerohanian Hindu dan Budha Bank Indonesia Jakarta
tanggal 12 desember 2014
hari Jum'at
jam 11:30 sampai selesai
bertempat di Ruang Hijau, Gedung Thamrin Lantai 4
Bank Indonesia.

oleh Bapak Ari Santoso






Mudra & Astawa, dharma Tula 12 Desember 2014.

Dharma Tula di Unit Kerohanian Hindu dan Budha Bank Indonesia Jakarta
tanggal 12 desember 2014
hari Jum'at
jam 11:30 sampai selesai
bertempat di Ruang Hijau, Gedung Thamrin Lantai 4
Bank Indonesia.

oleh Bapak Ari Santoso